23.8.11

Review: Blink


Haloo semua manusia sibuk yang mencari kebagaiaan :))

Lagi-lagi mau menuangkan pemikiran setelah membaca satu buku. Kebetulan buku yang dibaca baru-baru ini adalah Blink karya Malcolm Gladwell yang terkenal. Bukunya bahkan belum selesai saya baca. Tapi seperti biasa, saya tergelitik untuk membaginya. Karena jelas buku ini amat sangat bagus sekali.

Pertanyaannya, percayakah kalian ada cinta pandangan pertama?

He he.. buku ini bukan cerita tentang itu sih. Tapi mirip dengan cinta pertama karena isinya membahas cara mengambil keputusan dalam hitungan detik alias berpikir tanpa berpikir.

Pernah dengar tentang para ahli benda seni yang bisa memutuskan mana karya seni palsu dan mana yang asli dengan sekali lihat? Atau seorang master tenis yang mampu meramalkan mana pukulan yang akan double fault dan mana yang tidak? Atau ahli cicip makanan yang bisa membedakan makanan yang berbeda merek tapi sejenis? Atau seseorang yang bisa langsung mengenali "The One" sebagai pasangan hidupnya semenjak kalimat "Halo"?

Buku ini menceritakan tentang kekuatan misterius alam bawah sadar kita yang mampu memberikan keputusan bahkan sebelum otak kita yang sadar mampu memberikan penjelasan. Yang paling penting, setelah menceritakan kekuatan ajaib tersebut, buku ini juga menjelaskan tentang bagaimana MENGGUNAKAN kemampuan itu. Asik kan?

Menarik. Sangat menarik. Tunggu hingga saya tamat membacanya sebelum saya memberikan cerita tentang bagian kedua itu. Atau baca sendiri bukunya. He.. :D

Yang menggelitik saya dari bagian yang telah saya baca adalah bagian penelitian untuk mengukur bagaimana kata-kata mempengaruhi alam bawah sadar kita, dan bagaimana alam bawah sadar ini tanpa kita sadari mengubah perilaku kita.

Ada sekelompok eksekutif yang diuji untuk menyusun kaliamt-kalimat acak dalam bahasa inggris. Soalnya sangat mudah dan bisa diselesaikan dalam hitungan detik, namun semua eksekutif itu memiliki perilaku yang sama saat keluar ruangan, yaitu: berjalan lambat-lambat! Mengapa? karena secara tidak sadar pada soal-soal menyusun kalimat ini disisipkan kata-kata old, worried, lonely, Florida, dll yang mengacu pada kehidupan masa tua di dunia barat. Secara tidak sadar mereka yang berada dalam masyarakat yang mengkhawatirkan kehidupan masa tua ini pun berperilaku seperti orang berusia lanjut dengan berjalan lambat-lambat.

Jika ada seorang anak di perkotaan yang bersekolah di sekolah bergengsi dan seorang anak dari daerah pedalaman yang sekolah di sekolah yang buruk, ketika diujikan pada ujian yang sama akankah menghasilkan hasil yang seimbang, terlepas dari pendidikan yang didapatnya? Apakah seorang anak yang pintar sesungguhnya memang pintar, ataukah lingkungannya yang membentuk dengan selalu mengatakan dia pintar? Jika sebuah rangkaian kata yang disisipkan dalam soal dan disampaikan pada sekali waktu saja dapat mempengaruhi perilaku para eksekutif, maka apa yang diterima oleh seorang anak sepanjang hidupnya jelas akan mempengaruhi identitas dirinya.

Hal ini mirip dengan apa yang disampaikan Law of Attraction dari the Secret, dan prinsip kerja pendengaran terhadap kualitas hidup dan peningkatan kemmpuan dalam buku Earobics.

Sungguh berat tugas menjadi orang tua dan guru. Seperti kata JK.Rowling dalam Harry Potter, "Words, are the powerful weapon that we have." Dan ingat juga pesan Rasulullah SAW, "Berkatalah yang benar atau diam." Sepenting itulah posisi kata-kata dalam kehidupan.

Syair, lagu, puisi, dan kata-kata, hingga mantra dalam fiksi Harry Potter, tanpa sadar sangat besar mempengaruhi hidup kita. Itulah kenapa kita harus memilih. Itulah kenapa kita harus berhati-hati.