25.10.13

TEras #5: Fasad, Sebuah Catatan

Fasad masih merupakan elemen terpenting yang mampu menyuarakan fungsi dan makna suatu bangunan (Krier, 2001) Fasad berasal dari kata Latin 'facies' yang berarti 'wajah' atau 'penampilan'. Maka istilah 'fasad bangunan' dapat diartikan sebagai 'wajah bangunan', yang meliputi bagian-bagian bangunan yang menghadap ke jalan.

Fasad dapat terbentuk dan mewakili beberapa hal berikut:
1. Keadaan budaya saat bangunan dibangun.
2. Kriteria penatanan dan tatanan.
3. Peluang terhadap ornamen dan dekorasi.
4. Karakter penghuni.
5. Representasi identitas kolektif dari pengguna bangunan kepada publik.
6. Kemajuan teknologi dan pendekatan perancangan yang digunakan.

RUMAH TINGGAL
Dalam perancangan rumah tinggal, sentuhan karakter pada fasad amatlah penting. Penggunaan bahan kodian dengan bentuk dan ukuran yang populer akan mengurangi diferensiasi estetika pada fasad tersebut. Penggunaan bukaan sebanyak-banyaknya dengan rangka kayu ataupun alumunium, misalnya, menyebabkan desain rumah tersebut menjadi rapuh, terlalu transparan, dan pasaran. Fasad rumah tinggal seharusnya berkesan masif, tertutup, dan tersembunyi dari jalan. Sebab bagaimanapun rumah tinggal adalah bangunan yang bersifat privat.

Khusus di Indonesia, fasad yang masif untuk rumah tinggal menjadi lebih tepat karena beberapa alasan:
1. Konteks geografis yang berpengaruh apabila wajah bangunan menghadap timur, barat, ataupun utara (untuk jawa bali dan sejajarnya) dan selatan (untuk kalimantan sulawesi dan sejajarnya) menyebabkan perlunya perlindungan ekstra dari matahari.
2. Budaya yang membutuhkan privasi lebih dalam rumah tinggal, ditunjukan dengan penggunaan tirai pada semua jendela.
3. Keberadaan Ruang Tamu dan Teras yang khusus untuk penerima tamu, serta pagar. Menunjukan bahwa rumah adalah ruang yang sangat privat, yang jarang disentuh oleh orang luar.
4. Isu keamanan yang dipicu dari kondisi Indonesia di mana kesenjangan ekonomi dan sosial masih menjadi permasalahan utama.

Komposisi suatu fasad adalah materi yang penting untuk dikuasai oleh arsitek, sebab kemampuan mengolah komposisi adalah nilai tambah arsitek yang tidak mudah ditiru orang awam. Nilai desain suatu fasad, seperti halnya pada karya seni lainnya, bertitik berat pada komposisinya: apakah ia harmonis atau tidak. Sebelum masuk dalam persoalan komposisi, pertama-tama perlu dikenali terlebih dahulu elemen-elemen  apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan fasad rumah tinggal:
1. Pintu masuk utama.

2. Pintu tambahan / servis
3. Jendela beserta awning (bila ada).

4. Dinding Eksterior
5. Tangga masuk / Ramp
6. Teras dan balkon.

7. Parapet dan Railing
8. Atap
9. Pagar dan Gerbang

10. Vegetasi

Komposisi fasad yang baik, adalah ramuan dari proporsi, penyusunan struktur vertikal dan horizontal, bahan, warna, dan elemen dekoratif. Pemilihan warna dan material serta elemen dekoratif terkait erat dengan karakter, konsep bangunan, serta selera personal. Kesan yang ditimbulkan bisa sangat subjektif. Satu hal yang dapat dinilai secara objektif adalah proporsi. Terdapat beberapa teori dan rumus praktis yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas proporsi rancangan, diantaranya: Golden Section, geometri dasar, serta konsep keseimbangan simetri dan asimetri.

Tulisan mengenai proporsi dapat dibaca di sini: PROPORSI

Penyusunan struktur vertikal dan horizontal amat penting dalam komposisi fasad. Terkadang dalam fasad rumah tinggal struktur ini tidak terlalu terasa dibanding pada bangunan umum yang lebih lebar dan memiliki banyak lantai. Namun struktur vertikal dan horizontal tetap ada dan menjadi ukuran juga, misalnya, dalam menentukan bentuk dan besar jendela, pembagian lis jendela, jumlah daun pintu dan jendela, bentuk railing, penggunaan kolom, dan sebagainya. Struktur vertikal dan horizontal dapat juga menjadi alat untuk membentuk proporsi.




No comments:

Post a Comment