Rumah panjang Kenyah dan Kayan memiliki finial pahatan dan mural lukis yang fantastik, yang menggambarkan Aso dan Burong, serta figur penting lain yang terhubung dengan alam spiritual. Fitur lain yang terdapat pada arsitektur Kayan dan Kenyah adalah struktur kuburan mereka – keliering atau tiang kremasi, dan salong atau pondok kremasi. Keliering adalah cabang pohon berkayu keras yang dipahat dan dicoak untuk diisi dengan tubuh para budak yang dibunuh. Sebuah toples berisi tulang belualang kepala suku diletakkan di puncak batang dan ditutup oleh bongkahan batu yang berat. Salong adalah kamar kayu tempat menyimpan toples-toples berisi tulang-belulang aristokrat yang disokong oleh satu atau lebih tiang. Bagian luar ruangan tewrsebut dihiasi dengan lukisan spiral dari figur Aso dan desain lain, serta pahatan-lukisan kayu. Proyeksi sudut dari motif yang samamelengkapi dekorasi tambahan.
Satu-satunya kejelasan sosial yang dibuat oleh Suku Ngaju dari Kalimantan Selatan terdiri dari utu, manusia merdeka, dan budak. Diragukan mereka pernah membuat rumah panjang, mereka hidup dalam rumah-rumah keluarga yang tersusun dari tiang-tiang kayu. Suku Banjar dari Banjarmasin adalah campuran imigran Jawa dan penduduk asli keturunan Dayak. Ruamh tradisional mereka dibangun dalam langgam melayu dengan menghilangkan atap runcing dan bubungan dibuat pada ketinggian langit-langit, serta perluasan di masing-masing sisi menjadi lebih pendek. Rumah tersebut berdiri di atas tiang-tiang kayu setinggi 4.6 meter (15 kaki). Selain itu dinding runcing mereka diukir dan dilukis dengan gambar timbul tumbuhan . Atapnya ditutup dengan lembaran kayu berbentuk lidah dan diberi ornamen silangan tanduk kerbau pada ujungnya. Tangga kayu pada sisi bangunan memberikan arses menuju rumah.
Akankah Tetap Terjaga?
Jadi nambah wawasan, tapi kok ga disertai foto-fotonya...
ReplyDelete